Pertamina Ungkap Asal-usul USD 300 Juta yang Dibebaskan AS dari Venezuela

PT Pertamina (Persero) memberikan suara terkait pencairan dana USD 300 juta, atau sekitar Rp 4,65 triliun, dengan asumsi kurs Rp 15.500, yang sempat mengendap di Venezuela dan akhirnya dibebaskan oleh AS.
Di General Hospital Singapore di Singapura, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan masalah pencairan dana Pertamina setelah mengunjungi Utusan Khusus Presiden AS untuk masalah iklim, John Kerry.

Menurut Fadjar Santoso, juru bicara Pertamina, dana tersebut merupakan perkiraan dividen anak usaha Maurel & Prom (M&P), anak usaha Pertamina Internasional EP (PIEP), yang seharusnya diterima dari aset di Venezuela sejak pembelian di Desember 2018.

Namun, M&P adalah perusahaan minyak dan gas yang terdaftar di bursa Paris, Prancis. Pertamina saat ini memiliki 72,65 persen saham perusahaan. Akuisisi blok migas Urdaneta Oeste field adalah aset Venezuela tersebut.

Saat dihubungi kumparan, Senin (20/11), dia menjelaskan, “Dana tersebut merupakan estimasi angka dividen anak usaha Pertamina Internasional EP yang seharusnya diterima dari aset di Venezuela sejak akuisisi di Desember 2018.”

Fadjar menjelaskan bahwa sanksi AS terhadap BUMN Venezuela, PetrĂ³leos de Venezuela (PDVSA), yang merupakan mitra mayoritas di blok migas, membuat dana yang mengendap sebesar Rp 4,65 triliun tidak dapat dicairkan.

Fadjar menyimpulkan, “Selama ini dananya tidak dapat ditarik karena adanya sanksi AS atas PDVSA (BUMN migas Venezuela yang berperan sebagai partner mayoritas).”

Sebelum ini, Luhut menyampaikan kepada John Kerry tentang kelebihan dana Pertamina. Untuk membantu masalah ini, John segera menghubungi tangan kanan Presiden Joe Biden, Amos Hochstein. Telepon singkat itu menunjukkan bahwa dana Pertamina yang tertunda selama hampir lima tahun akhirnya dapat dikembalikan dengan cepat.

“(Dana) itu dilepaskan Amerika Serikat sehingga itu dapat kembali ke Pertamina tanpa keluar sepeser pun,” kata Luhut, dikutip dari Instagram @luhut.pandjaitan pada hari Sabtu (18/11).

Dia menyatakan bahwa bantuan ini sekaligus mengulangi keyakinannya bahwa Jokowi menciptakan hubungan yang baik dan kepercayaan yang kuat antara Indonesia dan Amerika.

Sehingga para pemimpin dunia menghormati sosok Jokowi, katanya

Mungkin Anda Menyukai