Orang Karo Tersendat, Pembangunan Patung Jokowi Tertunda, dan Bobby Nasution Sumbang 500 Juta

Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan pensiun pada Oktober 2024, dan karena itu, banyak daerah yang ingin mengingat profilnya.

seperti penduduk Karo di Sumatra Utara. Jokowi membuat mereka terkesan karena memperbaiki jalan yang rusak sepanjang 32 kilometer (KM). Sebagai bentuk penghargaan, mereka memberikan tiga ton jeruk saat itu.

Selain itu, warga Karo melakukan cara yang lebih bermakna untuk mengucapkan terima kasih, yaitu dengan membangun monumen atau patung Jokowi. Di Liang Melas Datas, Kabupaten Karo, patung Jokowi akan didirikan.

Sabtu, 4 November 2023, menantu Jokowi, Wali Kota Medan Bobby Nasution, melakukan peletakan batu pertama pembangunan patung Jokowi. Pembangunan diharapkan selesai pada Februari 2024, tepat sebelum pemilu.

Menurut Adil Sebayang, ketua panitia pembangunan monumen Jokowi, warga Liang Melas Datas berterima kasih kepada Jokowi dengan membangun patung itu.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Presiden Joko Widodo atas pembangunan jalan kami,” katanya.

Sebelumnya, penduduk daerah menemui Jokowi pada tahun 2021 untuk meminta pembangunan jalan di daerah mereka. Warga menemui Jokowi sambil membawa jeruk tiga ton.

Mereka mengklaim tidak akan segera memperbaiki jalan-jalan yang telah rusak selama berpuluh-puluh tahun karena tidak tahan lagi.

Karena kondisi itu, warga sekitar, yang sebagian besar adalah petani, menghadapi kesulitan untuk menjual hasil bumi merek . Akhirnya, Jokowi memutuskan untuk memperbaiki jalan sepanjang 32 kilometer.

Pembangunan gambar Jokowi menghadapi masalah pendanaan. Berikut ini adalah informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber:

  1. Patung metal setinggi enam meter

Monumen Jokowi di Liang Melas Datas akan dibangun dengan bahan metal dan akan tinggi enam meter. Dibuat fondasi sedalam 1,5 meter untuk menopang patung tersebut.

Monumen tersebut akan dibangun di kawasan perbukitan sebelum pintu masuk Desa Kuta Mbelin. Itu akan menjadi tempat rekreasi dan pusat wisata di Liang Melas Datas. Lahan seluas dua hektar akan digunakan untuk pembangunan monumen Jokowi.

  1. Diperkirakan anggaran sebesar Rp 2,5 miliar akan digunakan.

Adit mengatakan bahwa pembangunan kawasan monumen Juma Jokowi diperkirakan akan menghabiskan dana sebesar Rp 2,5 miliar. Sumber dananya berasal dari donatur dan masyarakat.

“Saat ini, dana yang terkumpul dari swadaya masyarakan mencapai Rp 400 juta,” kata Adil, seperti yang dilaporkan Kompas.com pada Minggu (5/11/2023).

  1. Bobby berbagi 500 juta rupiah

Dalam pidato sambutannya, Wali Kota Medan Bobby Nasution mengatakan bahwa dia telah menyumbang Rp 500 juta untuk membangun monumen tersebut.

Dia mengatakan, “Saya hadir di sini mewakili keluarga, dan ketua panitia menjelaskan bahwa ada kekurangan dana. Sebagai tanggapan, saya dan teman-teman memberikan oleh-oleh untuk membantu sebanyak Rp 500 juta.”

  1. Memiliki filosofi yang mengutamakan kebersamaan

Menurut Boy Brahmana, ketua tim arsitektur yang membangun monumen Juma Jokowi, filosofi yang terkandung di dalamnya berasal dari masyarakat Karo.

Dia menjelaskan bahwa Juma, yang berarti ladang, memiliki arti tempat orang Karo mencari rezeki, menciptakan ingatan, dan harapan.

Boy mengatakan, “Jadi monumen Juma Jokowi ini, menjadi suatu simbol kebersamaan masyarakat LMD yang bersama-sama membawa jeruk kepada pak Jokowi dengan doa dan harapan yang sama. Akhirnya, hasil kebersamaan yang dilakukan oleh masyarakat LMD ini didapatkan.” Menurutnya, ladang tersebut merupakan representasi dari harapan yang telah ditanamkan Jokowi.

Monument Jokowi di NTT

Sebelumnya, patung Jokowi di Puncak Bukit Sunu, NTT, digunakan sebagai tempat ritual adat untuk menunjukkan penolakan Gibran Rakabuming Raka terhadap pencalonan Prabowo Subianto sebagai cawapres.

Puluhan warga Desa Sunu, yang terletak di Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT, melakukan doa di depan patung Jokowi pada hari Sabtu (21/10/2023).

Sebagaimana dilaporkan Kompas.com, orang berbondong-bondong ke Bukit Sunu sejak pagi untuk menyampaikan doa dan harapan di depan patung Presiden Jokowi yang berukuran 3,5 meter dan berat 700 kilogram.

Pada 10 November 2021, patung itu diarak bersama masyarakat sejauh 2,5 kilometer menuju puncak, yang memiliki ketinggian 1.074 meter di atas permukaan laut.

Pada saat itu, ribuan orang menarik patung dari puncak bukit hingga melewati bibir jurang. Patung ini merupakan penghargaan masyarakat lokal kepada Jokowi.

Di padang di atas Gunung Sunu, puluhan orang berbaris di sekitar patung Jokowi dengan tarian bonet. Kebersamaan yang tidak dapat dipisahkan ditunjukkan dengan tarian yang melingkar dengan gerakan ritmis.

Warga Desa Sunu menganggap Jokowi sebagai salah satu presiden yang benar-benar mempengaruhi kehidupan mereka. Sama-sama, mereka khawatir tentang kondisi terakhir, yang membuat mereka khawatir.

Panglima Perang Suku Benu, Nithanel Benu, mengatakan bahwa Jokowi adalah figur pemimpin yang istimewa bagi warganya, menurut ritual doa Jokowi.

Namun, mereka juga merasa khawatir dengan kondisi terbaru. Wartawan diberitahu oleh Benu bahwa ritual ini dilakukan untuk memastikan bahwa tindakan yang baik yang telah dilakukan Jokowi tidak akan hilang saat dia menjabat.

Dia menambahkan bahwa warga Desa Sunu percaya bahwa ketika masa jabatan Presiden Jokowi hampir berakhir, banyak pihak berkomitmen untuk mencalonkan putranya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai wakil presiden.

Nithanel Benu, mantan kepala Desa Sunu sebelumnya, berkata, “Jokowi adalah bapak bangsa dan sebagai bapak pangsa dia harus menjadi bapak untuk semua, dan bukan hanya untuk keluarganya.”

Ia mendoakan Presiden Jokowi untuk menjaga persatuan Indonesia.

“Kami berharap Presiden Jokowi menjadi Bapak untuk kita semua, termasuk untuk kami di Timor sini. Memang kami tidak bisa pergi ke Istana untuk menyampaikan pesan kami, tapi bagi kami doa yang kami panjatkan di depan patung Presiden Jokowi ini sama dengan kehadiran kami bertemu dengan beliau, sebagai tanda kecintaan kami,” katanya.

Benu berpendapat bahwa Jokowi adalah sosok yang baik dan tidak boleh dirusak dengan mendorong pencalonan anaknya menjadi wakil presiden. Ini seperti memberi makan buah yang belum masak.

Benu mengatakan, “Biarkan Gibran matang secara alami. Buah yang enak dimakan masak alami dari pohon, butuh proses.”

Dia menegaskan bahwa dia adalah kader yang dapat diandalkan untuk masa depan Indonesia, tetapi dia meminta agar tidak dipaksakan.

Selain itu, dia menyatakan, “Biarkan dia berproses dan menjadi matang dengan sendirinya, karena ke depan Indonesia akan membutuhkan Gibran.”

Yakob Kase, kepala desa Sunu, mengatakan bahwa karena dia dan masyarakatnya menyukai Gibran, dia tidak dipaksa untuk menjadi calon wakil presiden.

Dia menegaskan bahwa pencalonan Gibran tidak boleh merusak reputasi Pak Jokowi atau ketokohannya.

Yakob mengatakan bahwa dia selalu mengikuti berita politik nasional melalui televisi bersama warga Desa Sunu setiap hari.

Dia sendiri menolak keinginan sejumlah kelompok yang berusaha menghancurkan Jokowi dengan menunjuk Gibran sebagai calon wakil presiden.

Dia menyatakan bahwa warga Desa Benu berharap Presiden Jokowi dapat tetap menjadi bapak untuk semua, dan bukan hanya untuk sekelompok orang atau keluarga saja. Mereka melakukan ritual adat bersama di depan patung Presiden Jokowi.

Mungkin Anda Menyukai