Tahukah kamu bahwa warna, rasa, dan aroma setiap teh dapat berbeda satu sama lain? Perbedaan dalam pengolahan, jenis tanaman yang berbeda, lokasi penanaman, metode penyeduhan, dan komposisinya adalah penyebab dari perbedaan ini.
Ketahuilah tentang empat jenis teh berdasarkan metode pengolahannya.
Teh Hitam (Black Tea)
Teh hitam adalah jenis teh yang mungkin paling sering ditemui. Teh ini juga yang paling banyak diproduksi dan diekspor di Indonesia yang merupakan negara pengekspor teh hitam terbesar ke-5 di dunia.
Teh hitam yang dihasilkan biasanya berdaun hitam dengan aroma khas teh yang kuat, dan setelah diseduh akan berwarna merah hingga merah kehitaman dengan rasa teh yang cenderung asam atau pahit.
Teh Hitam sebagai minuman yang dikenal saat ini baru ditemukan pada abad ke-17 di provinsi Fujian, Tiongkok. Pada awalnya, Teh Hitam hanya diproduksi untuk memenuhi permintaan pasar asing. Namun, pada abad ke-19, Teh Hitam mulai menjadi populer di seluruh dunia, terutama di Inggris dan negara-negara Eropa lainnya. Pada saat itu, Teh Hitam menjadi minuman yang paling populer dan menjadi bagian penting dari budaya Inggris, bahkan dijadikan minuman nasional Inggris.
Berbeda dengan teh hitam, teh hijau biasanya akan kehilangan rasanya dalam satu tahun, sedangkan rasa teh hitam tetap bertahan selama beberapa tahun. Teh hitam sudah sejak lama diperdagangkan, bahkan balok teh hitam dipadatkan menjadi mata uang de facto di Mongolia, Tibet dan Siberia pada abad ke-19.
Teh hitam merupakan produk olahan daun teh yang berasal dari spesies tanaman Camellia sinensis, yakni tanaman yang sama dengan yang digunakan sebagai bahan teh hijau. Pada teh hitam, daun teh dibiarkan menjadi berwarna cokelat melalui proses oksidasi.Teh hitam dibiarkan lebih lama mengalami proses oksidasi daripada teh hijau, oolong, dan putih. Meskipun keempat ragam teh ini sama-sama terbuat dari daun Camellia sinensis, tetapi hasil waktu oksidasi pada teh hitam membutuhkan waktu yang lebih lama. Hal ini membuat teh hitam umumnya memiliki rasa yang lebih pekat dan lebih banyak mengandung kafein dibandingkan dengan teh yang tidak teroksidasi.
Teh hitam diolah melalui proses fermentasi enzimatis yang tidak menggunakan mikroba dalam proses fermentasinya. Fermentasi yang terjadi menggunakan enzim fenolase yang telah terkandung dalam teh dan mengoksidasi katekin menjadi senyawa antioksidan teaflavin dan tearubigin.
Fermentasi pada teh hitam dikategorikan sebagai fermentasi penuh karena prosesnya yang lebih lama dan kompleks daripada jenis teh lain. Proses yang dilakukan pertama kali adalah pelayuan selama 14 – 24 jam pada suhu ruang yang kemudian daun digulung untuk melepaskan enzim alaminya. Setelah proses penggulungan, daun disimpan pada tempat yang dingin dan lembap untuk dilakukan fermentasi dan oksidasi dengan bantuan oksigen dan enzim selama 1 hingga 2 hari. Proses fermentasi ini sangat menentukan kualitas warna dan rasa teh hitam. Teh yang telah difermentasi dikeringkan melalui proses pengovenan atau penjemuran untuk menghentikan proses oksidasinya.
Teh Hijau (Green Tea)
Teh hijau merupakan minuman populer di daratan Tiongkok, Taiwan, Hong Kong, Jepang, Timur Tengah, Asia Tenggara dan semakin dikenal juga di negara Barat yang dulunya merupakan peminum teh hitam. Teh hijau ini berawal dari Negara Cina, yang telah menggunakan teh hijau sebagai pendukung pengobatan sejak 4.000 tahun lalu.Teh dari jenis Camellia sinensis ini sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Teh hijau adalah jenis teh yang juga tidak mengalami proses fermentasi akan tetapi mengalami proses pengeringan dan penguapan daun yang sedikit lebih lama dibandingkan teh putih. Semua jenis teh mengandung katekin, akan tetapi saat ini teh hijau lebih populer karena kandungan katekinya lebih tinggi dibandingkan dengan teh hitam. Sehingga teh hijau lebih dikenal sebagai jenis teh yang dapat mencegah pertumbuhan penyakit kanker.
Teh hijau diproses tanpa melalui proses fermentasi dengan cara menonaktifkan enzim folase yang ada pada pucuk daun teh segar setelah proses pemanenan dengan cara pemanasan saat baru dipetik. Pemanasan biasanya dilakukan dengan cara udara kering (disangrai atau dioven) dan pemanasan menggunakan uap panas.
Proses pemanasan daun teh ini akan memberikan aroma dan rasa teh yang berbeda-beda. Pemanasan daun teh dengan uap panas akan memberikan warna teh dan seduhannya yang lebih hijau terang dengan rasa yang dan aroma yang ringan, sedangkan pada proses pemanasan metode oven atau sangrai akan memberikan warna dan seduhan yang cenderung lebih gelap dan memiliki rasa dan aroma smoky serta creamy.
Teh Putih (White Tea atau Silver Needle)
Teh putih adalah salah satu jenis teh premium di Indonesia. Teh putih dihasilkan dari daun teh yang belum teroksidasi dan belum diawetkan. Daun teh putih berwarna putih kecokelatan dengan aroma teh yang khas. Saat diseduh rasa dan aroma dari teh putih sangatlah ringan serta berwarna bening sedikit keruh.
Daun teh putih dipanen ketika usianya masih muda untuk kemudian dikukus beberapa waktu, lalu dikeringkan tanpa melalui proses fermentasi. Oleh sebab itu, kandungan antioksidannya sangat tinggi.
Seperti halnya teh hitam dan teh hijau, teh putih berasal dari jenis teh Camellia sinensis. Nama teh ini diambil dari tampilan kuncup-kuncup daun muda yang masih ditutupi oleh rambut-rambut putih halus. Daun teh jenis ini memiliki kandungan senyawa antioksidan katekin yang lebih tinggi dibanding jenis teh lainnya karena proses pengolahannnya yang singkat sehingga khasiat dari teh putih juga lebih baik dibanding jenis teh lainnya.
Jenis teh putih telah diproduksi di beberapa perkebunan di Indonesia seperti Perkebunan Teh Ciwidey, Perkebunan Teh PTPN VIII di Garut, dan Perkebunan PTPN XII di Wonosari, Jawa Timur.
Teh Oolong (Oolong Tea)
Teh oolong adalah sejenis teh Tionghoa yang berwarna antara hijau dan hitam. Teh oolong yang diseduh dengan baik memiliki rasa yang pahit, tetapi meninggalkan rasa sedikit manis setelah diminum. Umumnya teh jenis inilah yang disajikan di restoran-restoran Tionghoa yang menghidangkan dim sum atau masakan Tionghoa lainnya.
Kebanyakan daun teh oolong dihasilkan di provinsi Fujian, juga dihasilkan perkebunan teh di Taiwan. Varian teh oolong yang terkenal contohnya adalah tieguanyin yang berasal dari Fujian.
Daun teh oolong pada umumnya berbentuk bulat menggumpal serta memiliki rasa dan aroma lebih ringan dibanding teh hitam, tetapi lebih pekat daripada teh hijau. Teh oolong memiliki rasa dan aroma yang khas dan ringan .
Proses pembuatan teh oolong dikategorikan secara semi fermentasi karena teh ini melewati proses fermentasi, tetapi dihentikan sesegera mungkin. Teh oolong menggunakan jenis teh Camellia sinensis yang memiliki rasa dan aroma yang lebih ringan. Jenis teh yang berasal dari Cina ini mungkin belum sepopuler jenis teh lainnya karena masih jarang diproduksi di Indonesia.
Pada proses pengolahannya dilakukan dengan melayukan daun teh di bawah sinar matahari selama kurang lebih 1 hari. Kemudian dilakukan proses penggulungan daun agar terjadi proses fermentasi enzimatis. Setelah daun terpapar udara, warna daun akan berubah menjadi lebih gelap, pertanda proses fermentasi telah terjadi. Daun itu segera dipanaskan untuk menghentikan proses fermentasinya, lalu dikeringkan.