PT Freeport Indonesia (PTFI) telah mempersiapkan dana sebesar 370 juta dolar untuk menutup tambang di Tembagapura pada tahun 2041 jika kontrak izin usaha pertambangan khusus (IUPK) tidak diperpanjang.
“Kita sudah menyiapkan biaya 370 juta dolar AS, sudah siap dan ditaruh di bank, enggak boleh diutak-utik,” kata
Tony Wenas, Presiden Direktur PTFI, saat berbicara di Timika, Papua Tengah, pada Sabtu 2 Desember 2023.
Tony menyatakan bahwa PTFI berusaha untuk mengembalikan apa yang telah dibuat oleh alam. Selain itu, PTFI telah berkolaborasi dengan akademisi untuk menyusun rencana penutupan tambang.
Kita mulai melakukan penyelidikan dari sekarang, agar semuanya siap. Apakah Anda ingin menanam jagung atau apa pun di masa depan? Tony mengatakan, “Kita mulai nutupnya 2041 karena akan berhenti berproduksi di sini, dan jika dilanjutkan, tambangnya akan ditutup nanti.”
Restorasi seluas 472 hektar pada ladang bekas galian Pada tahun 2022, PTFI melakukan reklamasi besar-besaran, yang menghasilkan restorasi seluas 472 hektar pada ladang bekas galian. Untuk mencegah air asam masuk ke area bekas tambang, campuran batu kapur digunakan untuk menimbunnya.
Perusahaan tambang tembaga menilai kinerja atau kemajuan lapisan penutup selama periode 2019–2022.
Hingga 2022, PTFI juga menanam 146 jenis tanaman di lahan seluas 1.663 hektar yang telah digunakan untuk endapan tailing atau sisa pengolahan tambang. Perkebunan, pertanian, perikanan, dan peternakan serta pendidikan lingkungan dan konservasi dilakukan di area tailing 100 hektar MP21.
Daerah yang sebelumnya menjadi tempat pengendapan tailing sekarang memiliki susunan alami. Selama sepuluh tahun, lebih dari 506 spesies tanaman telah tumbuh secara alami.
Sejak tahun 2005, PTFI telah melakukan program penanaman bakau secara terpadu yang dilaksanakan secara menyeluruh dan intensif di lahan seluas 398,95 hektar. Di masa mendatang, juga akan ditanam di lahan seluas 10.000 hektar.
Tony menyatakan, “Harusnya seluruh perusahaan tambang seperti itu, itu peraturan perundang-undangan. Itu dokumen pasca tambang.”