Pemerintah Cina meminta Myanmar bekerja sama dengannya untuk menjaga stabilitas di perbatasan mereka. Asisten Menteri Luar Negeri Cina Nong Rong mengatakan, “Myanmar diminta untuk bekerja sama dengan Cina untuk menjaga stabilitas di sepanjang perbatasan Cina-Myanmar, dengan sungguh-sungguh menjamin keselamatan nyawa dan harta benda penduduk perbatasan Cina, dan mengambil langkah-langkah efektif untuk memperkuat keamanan personel Tiongkok.”
Pekan lalu, militer Myanmar yang berkuasa mengatakan mereka sedang berusaha memulihkan ketertiban di dekat perbatasan setelah koalisi tentara etnis minoritas melakukan serangkaian serangan terkoordinasi terhadap sasaran junta. Sebuah situs berita Asia Times melaporkan bahwa pada akhir pekan lalu, militer Myanmar menembakkan peluru ke sisi perbatasan Cina dan melampaui sasarannya, menyebabkan satu warga negara Cina tewas dan beberapa lainnya terluka.
Nong menyatakan bahwa Beijing berharap Naypyidaw akan kembali stabil dan mendorong semua pihak untuk mengatasi perbedaan dengan bijak dan mencapai rekonsiliasi melalui pembicaraan secepat mungkin.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin mengatakan, “Kami mendesak semua pihak untuk segera menghentikan pertempuran, menyelesaikan perbedaan secara damai melalui dialog dan konsultasi, dan menghindari eskalasi.”
Nong meminta Myanmar untuk melindungi organisasi dan inisiatif Cina. Dia pergi ke Myanmar pada tanggal 3-5 November dan melihat jaringan pipa gas alam sepanjang 793 km, yang merupakan bagian dari infrastruktur dan jaringan energi Belt and Road yang menghubungkan kota perbatasan Cina Ruili di Provinsi Yunnan dengan Pulau Ramree di pantai barat Myanmar.
Sejak kudeta militer yang dilakukan pada Februari 2021 yang menggulingkan pemerintahan demokratis yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi, Myanmar telah berada dalam kekacauan. Di beberapa wilayah, kelompok pemberontak pro-demokrasi telah bekerja sama dengan milisi etnis minoritas yang telah berkampanye selama beberapa dekade untuk mendapatkan lebih banyak otonomi untuk melawan kekuasaan junta.
Cina dan Rusia mendukung jenderal Myanmar, meskipun negara-negara Barat mengecam militer Myanmar dan menjatuhkan sanksi terhadap pemerintahan Myanmar saat ini. Beijing menyatakan bahwa mereka mendukung Naypyidaw dalam menemukan jalannya sendiri dan meminta negara-negara lain untuk menghormati kedaulatannya.