Pada hari Jumat, 24 November, tidak ada ledakan bom atau serangan roket di Jalur Gaza. Ini merupakan pelaksanaan pertama gencatan senjata selama empat hari yang telah diputuskan antara Israel dan Hamas.
Sebelum gencatan senjata, perang di Gaza berlangsung selama empat puluh delapan hari. Korban jiwa mencapai belasan ribu, mayoritas perempuan dan anak-anak.
Gencatan senjata di Gaza dimulai secara komperhensif di utara dan selatan Gaza. Hari ini, tiga belas wanita dan anak-anak Israel yang disandera Hamas akan dibebaskan.
Selain itu, Israel akan memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza. Sebaliknya, Israel akan melepaskan sejumlah orang yang ditahan di Palestina. Bagian dari kesepakatan adalah pertukaran tahanan.
Pada Jumat pagi ini, koresponden kantor berita Reuters melaporkan bahwa tidak ada aktivitas angkatan udara Israel dan tidak ada tanda-tanda peluncuran roket Palestina.
Selain itu, stasiun televisi Lebanon Al-Mayadeen melaporkan bahwa sejak gencatan senjata, tidak ada suara ledakan bom di Gaza. Dua desa Israel di dekat perbatasan Gaza hanya memiliki bunyi sirene. Ini biasanya digunakan Israel jika ada serangan roket dari Gaza. Sampai saat ini, tidak ada yang tahu kenapa sirene itu berbunyi.
Jubir Kemlu Qatar Majed al-Ansari menyatakan bahwa akan ada bantuan kemanusiaan tambahan yang dikirim ke Gaza. Pelepasan sandera akan dimulai pukul empat sore waktu Gaza.
Shehab, kantor berita Hamas, mengatakan bahwa truk BBM yang akan memasuki Gaza melalui Rafah sudah dalam perjalanan. Menurut keterangan Mesir, bantuan BBM terdiri dari 130 liter solar dan empat truk gas. Selain itu, ada 200 truk yang akan membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza. Gencatan senjata juga disambut baik oleh militer Hamas. Kelompok yang menguasai Gaza ini berjanji untuk mengakhiri pertempuran secara keseluruhan sampai batas waktu yang ditetapkan. Jubir sayap militer Hamas Abu Ubaida menyatakan bahwa ini adalah gencatan senjata sementara.