Menurut video yang diambil oleh Observatorium Astronomi Korea Selatan, salah satu roket yang terlibat dalam peluncuran satelit Korea Utara meledak setelah berpisah pada hari Selasa, 21 November 2023. Beberapa analis berpendapat bahwa ini mungkin merupakan kerusakan yang disengaja untuk mencegah pemulihan.
Pada hari Selasa, Korea Utara melakukan peluncuran satelit mata-mata pertamanya ke orbit. Dua peluncuran sebelumnya pada tahun ini berakhir dengan roket jatuh saat melesat di udara.
Video tersebut direkam dengan kamera yang digunakan untuk melihat meteor di Universitas Yonsei Korea Selatan. Menurut para analis, gambar tersebut menunjukkan roket Chollima-1 melintasi langit bersama dengan roket lain yang terpisah. Tahap yang lebih rendah kemudian runtuh dan meledak dalam sekejap.
Byun Yong-Ik, profesor astronomi di Universitas Yonsei, mengatakan kepada Reuters, “Kali ini mereka tampaknya meledakkan propelan tahap pertama di udara.”
“Langkah seperti ini tidak terlihat pada upaya peluncuran sebelumnya, dan ini mungkin merupakan upaya untuk mencegah pihak berwenang Korea Selatan dan AS mengambil propelan karena dilengkapi dengan mesin baru.”
Seorang pakar satelit dari Universitas Teknologi Delft di Belanda, Marco Langbroek, mengatakan bahwa video tersebut menampilkan tahap pertama dan tahap kedua, dengan tahap pertama meledak setelah pemisahan tahap kedua.
“Ini tentu saja tidak biasa,” katanya kepada Reuters, mencatat fakta bahwa sebagian besar roket dibiarkan jatuh ke laut.
Menurut Langbroek, meskipun tidak mungkin untuk mengetahui secara pasti apakah serangan tersebut disengaja atau tidak, Korea Utara menyatakan bahwa mereka telah menggunakan mekanisme penghancuran diri sebagai tindakan pengamanan setelah roket tersebut gagal.
“Saya rasa hal ini dilakukan dengan sengaja, untuk mencegah negara-negara Barat dari pemulihan yang utuh,” katanya.
Kementerian pertahanan Korea Selatan memberi tahu parlemen pada hari Kamis bahwa militer negara itu sedang berusaha menemukan dan menyelamatkan sisa roket tersebut. Kementerian menolak memberikan komentar terkait video atau laporan kerusakan yang disengaja.
Setelah peluncuran awal Chollima-1 pada bulan Mei, yang jatuh ke laut antara semenanjung Korea dan Cina, angkatan laut Korea Selatan dan AS menemukan bahwa komponen roket, termasuk muatan satelitnya, “tidak cocok untuk penggunaan militer”.
Para ahli mengatakan penemuan komponen roket dapat memberikan informasi intelijen penting tentang kemampuan dan komponennya. Sementara itu, Korea Selatan menuduh Rusia menawarkan bantuan teknis kepada Korea Utara untuk peluncuran roket terbaru ini.
Meskipun Rusia menolak kerja sama militer, Presiden Vladimir Putin secara terbuka berjanji untuk membantu Korea Utara membangun satelit pada bulan September.