Saat AS Halangi Upaya PBB Stop Genosida,Uni Eropa Masukkan 2 Petinggi Hamas dalam Daftar Teroris

Upaya PBB untuk menghentikan pembantaian di Gaza, Palestina, tidak berhasil. Karena itu, sebagai anggota Dewan Keamanan PBB, Amerika Serikat menggunakan hak vetonya untuk menghentikan resolusi yang dikeluarkan oleh Sekjen PBB António Guterres, yang meminta Israel untuk menyetujui gencatan senjata.

Menurut Guterres, hanya gencatan senjata yang dapat mencegah korban sipil lebih banyak lagi di Gaza. Saat ini, 16 ribu orang sipil tewas, dan puluhan ribu lainnya mengalami luka-luka.

Juga, jutaan orang di Gaza kehilangan tempat tinggal mereka dan harus mengungsi ke tempat lain dalam kondisi yang menyedihkan.

Karena pasokan bantuan telah dihentikan sejak gencatan senjata sepekan lalu, mereka menghadapi kesulitan untuk mendapatkan air dan makanan.

Karena Israel juga menghancurkan rumah sakit, orang yang terluka tidak dapat mendapatkan perawatan yang memadai.

Namun, Amerika Serikat memiliki perspektif berbeda. Mereka percaya bahwa gencatan senjata hanya akan menguntungkan Hamas.

Meskipun Amerika Serikat sangat mendukung perdamaian abadi di mana Israel dan Palestina dapat hidup dalam keamanan dan damai, kami tidak mendukung seruan gencatan senjata langsung.

Wakil duta besar AS untuk PBB Robert Wood menyatakan, “Hal ini hanya akan menjadi bibit bagi perang berikutnya, karena Hamas tidak memiliki keinginan untuk melihat perdamaian yang bertahan lama, untuk melihat solusi dua negara.”

Meskipun demikian, Hamas mengecam veto AS yang menghalangi resolusi PBB untuk gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza.

Mereka menyatakan bahwa tindakan yang dilakukan Washington “tidak etis dan tidak manusiawi.”

Dalam pernyataan resminya, Ezzat El-Reshiq, anggota biro politik Hamas, menyatakan, “Hambatan AS terhadap penerbitan resolusi gencatan senjata adalah partisipasi langsung pendudukan dalam membunuh rakyat kami dan melakukan lebih banyak pembantaian dan pembersihan etnis.”

Sama-sama, kabarnya Uni Eropa akan menjatuhkan sanksi terhadap Hamas dalam waktu dekat.

Setelah serangan militer Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu, negara-negara Uni Eropa memasukkan dua komandan Hamas ke dalam daftar teroris Eropa.

Dua pemimpin Hamas yang namanya tercantum dalam daftar tersebut adalah Marwan Issa, wakil komandan jenderal sayap militer Hamas, dan Mohammed Deif.

Seorang pejabat senior Uni Eropa yang enggan disebutkan namanya seperti dikutip Reuters menyatakan, “Mulai Jumat ini, aset dan keuangan dua petinggi Hamas itu di negara-negara anggota UE akan dibekukan.”

sementara operator Uni Eropa dilarang memberi mereka dana dan sumber daya ekonomi.

 

Mungkin Anda Menyukai