Dalam sebuah acara yang dipandu New York Times pada Kamis, 30 November 2023, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan bahwa Beijing sudah kewalahan dengan masalahnya sendiri sehingga tidak akan menyerang Taiwan. Dia juga menasihati Beijing untuk tidak menyerang Taiwan dengan tergesa-gesa.
Tsai saat ini sangat yakin bahwa kemungkinan perang akan terjadi sangat kecil karena Taiwan memiliki dukungan internasional yang kuat dan sikap Beijing yang enggan karena tantangan ekonomi, keuangan, dan politik. “Saya rasa kepemimpinan Cina saat ini kewalahan dengan tantangan internal yang sedang mereka hadapi.” Saya juga percaya bahwa serangan ke Taiwan tidak perlu dipertimbangkan pada saat ini. Tsai menyatakan, “Perdamaian dan stabilitas telah menjadi kepentingan semua orang, tetapi masyarakat internasional telah menyuarakan dengan lantang dan jelas bahwa perang bukan pilihan.”
Presiden Tsai juga memuji Amerika Serikat karena terus membantu Taiwan, terutama dalam hal keamanan. Taiwan juga mendapatkan dukungan global yang lebih kuat dari sebelumnya. Dalam hal konflik dengan Beijing, Tsai menyadari bahwa Taiwan dan Washington telah bekerja sama untuk mengelola potensi risiko.
Taiwan memiliki pemerintahan sendiri sejak lama. Namun, Beijing tidak mau melepaskan Taiwan, yang dia anggap sebagai bagian dari wilayahnya. Selama bertahun-tahun, Washington tetap menjaga hubungan informal dengan Taipe dan menyetujui penjualan senjata, tetapi banyak negara secara resmi mengakui Tawain sebagai negara yang berdaulat.
Sebelum itu, pada Senin, 27 November 2023, Beijing mengulangi niat negara itu untuk memungkinkan reunifikasi dengan Taiwan. Namun, Beijing juga menegaskan bahwa negara itu tidak akan menghentikan segala aktivitas separatis di Taiwan, yang akan menyelenggarakan pemilu pada Januari 2024.