Pada perdagangan hari Kamis, 30 November 2023, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah 0,75% atau 115 poin ke level Rp15.510 per dolar AS, menjadikannya mata uang paling lemah di Asia. Rupiah terpantau kompak lesu akibat keperkasaan dolar AS. Menurut data Bloomberg yang dikutip pada pukul 15.00 WIB Kamis, 30 November 2023, rupiah ditutup melemah ke level Rp15.510 per dolar AS, setelah ditutup menguat pada hari sebelumnya. Indeks mata uang AS terpantau naik 0,21% ke 102,98 pada sore ini.
Mayoritas mata uang Asia melemah terhadap dolar AS. Misalnya, won Korea turun 0,17%, dolar Hongkong turun 0,04%, Singapura turun 0,05%, Taiwan turun 0,27%, dan Hong Kong turun 0,04%.
Selain itu, hanya yen Jepang yang sedikit naik 0,08%. Peso Filipina turun 0,23%, rupee India turun 0,06%, yuan China turun 0,08%, ringgit Malaysia turun 0,22%, dan baht Thailand turun 0,66%.
Pejabat Federal Reserve, menurut Ibrahim Assuaibi, direktur Laba Forexindo Berjangka, mengatakan bahwa penurunan inflasi AS baru-baru ini dan tanda-tanda penurunan pasar tenaga kerja menunjukkan bahwa bank sentral kemungkinan besar tidak akan menaikkan suku bunga lebih lanjut.
“Bahwa pelonggaran inflasi lebih lanjut juga dapat mendorong bank sentral tersebut untuk menurunkan suku bunga pada awal tahun 2022,” kata Ibrahim dalam penelitian yang dipublikasikan pada Kamis, 30 November 2023.
Namun, pelaku pasar saat ini menunggu informasi lebih lanjut tentang inflasi di Amerika Serikat dari data indeks harga PCE untuk bulan Oktober, yang akan dirilis hari ini.
Dia menyatakan bahwa angka tersebut merupakan pengukuran inflasi yang dipilih Federal Reserve, dan kemungkinan akan memengaruhi pandangan bank sentral terhadap suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.
Selain itu, pasar menunggu rilis data pembacaan kedua produk domestik bruto (PDB) AS untuk kuartal III/2023, yang juga akan dirilis hari ini. Di sisi lain, angka PMI untuk bulan November dan pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell juga akan dirilis pada hari Jumat, tanggal 12 Januari 2023.
Menurutnya, di dalam negeri, pasar mengalami keresahan karena kondisi perekonomian dan geopolitik global yang tidak stabil, seperti inflasi dan suku bunga tinggi di Amerika Serikat (AS) dan ekonomi China yang melambat akibat krisis properti.
Kemudian keresahan pasar disebabkan oleh tensi geopolitik yang meningkat, seperti perang antara Ukraina dan Rusia dan konflik antara Israel dan pasukan Hamas di Gaza.
Mata uang rupiah diprediksi berfluktuasi untuk perdagangan besok, tetapi ditutup melemah di antara Rp15.500 dan Rp15.570.