Pasukan Khusus Israel Rontok Disergap Brigade Al-Qassam: Senjata Sampai Alat Komunikasi Direbut

Pada hari Jumat, 12 Agustus 2023, sayap militer gerakan pembebasan Palestina Hamas, Brigada Al-Qassam, mengumumkan bahwa pasukan mereka bertemu dengan pasukan khusus Israel.

Brigade Al-Qassam melihat upaya pasukan khusus Israel menyelamatkan sandera yang ditawan Hamas, dan mengklaim bahwa operasi tersebut justru menewaskan seorang tentara Israel yang mereka tawan, yang menyebabkan bentrok.

Brigade Al-Qassam menyatakan dalam pernyataan yang disampaikan melalui Telegram bahwa pejuangnya menemukan unit pasukan khusus Israel sedang berusaha menyelamatkan sandera.

Pernyataan itu menyatakan bahwa anggota Brigade Al-Qassam menyerang unit khusus tersebut dan membunuh dan melukai sejumlah tentara Israel.

Para anggota Brigade Al-Qassam juga mengklaim telah mengambil senapan dan perangkat komunikasi yang digunakan oleh Pasukan Khusus Israel.

Pernyataan itu menyatakan, “Angkatan Udara musuh (kemudian) melakukan intervensi dan membom daerah tersebut dengan serangkaian bom untuk melindungi penarikan mundur pasukan mereka.”

Al-Qassam mengumumkan nama tentara tawanan Israel yang diduga tewas.

Menurut laporan, Al-Qassam mengidentifikasi tentara itu sebagai Saar Baruch, seorang pria berusia 25 tahun, dengan nomor identitas 207775032.

Salah satu tujuan operasi darat Israel adalah untuk menyelamatkan tawanan yang ditahan di Gaza.

Sejauh ini, tidak ada operasi militer Israel yang dilaporkan berhasil membebaskan sandera.

Sejauh ini, tawanan Israel hanya dibebaskan melalui pertukaran sandera selama gencatan senjata, yang berlangsung dari 24 November hingga 1 Desember.

Gencatan senjata termasuk perjanjian pertukaran tahanan antara pemerintah Israel dan Hamas, gerakan Perlawanan Palestina.

Banyak Orang Butuh

Media Israel melaporkan bahwa banyak tentara Israel kehilangan kesadaran saat bertempur melawan tentara Hamas di Jalur Gaza.

Sekitar seratus tentara Israel mengalami luka di mata, dan banyak di antara mereka kemudian menjadi buta selama pertempuran di Gaza.

KAN, sebuah media penyiaran Israel, menyebarkan laporan tersebut.

KAN melaporkan bahwa sekitar 100 tentara Israel mengalami luka di mata dan beberapa dari mereka menjadi buta selama pertempuran di Gaza.

Saat pertempuran di Gaza utara, ledakan menyebabkan 100 tentara Israel buta sebagian atau seluruhnya.

Ledakan menyebabkan banyak tentara Israel buta.

“Puluhan tentara mengalami luka serius di bagian mata, bahkan ada yang menjadi buta karena tidak menggunakan kacamata,” kata reporter media KAN tersebut.

Tentara Israel Mengalami Diare.

Sebelumnya, banyak tentara Israel yang mengalami diare.

Di tengah laporan keracunan makanan, pasukan Israel di Gaza mengalami demam dan diare parah.

Media Israel melaporkan bahwa penyakit pencernaan dan keracunan makanan melanda pasukan Israel di Jalur Gaza.

Yedioth Ahronoth melaporkan, “Ada peningkatan yang tidak biasa dalam kejadian penyakit usus di kalangan tentara [Israel].”

Laporan itu menyatakan bahwa sejak serangan Israel di Gaza dimulai pada tanggal 7 Oktober, banyak restoran dan individu telah menyumbangkan makanan kepada pasukan Israel. Makanan tersebut mungkin terkontaminasi selama persiapan, transportasi, atau penyimpanan.

Keracunan makanan menyebabkan suhu tinggi dan diare parah pada banyak tentara.

Direktur Unit Penyakit Menular di Rumah Sakit Umum Assuta di Ashdod, Tal Brosh, menyatakan, “Diare telah menyebar di kalangan tentara di selatan, di tempat berkumpul, dan kemudian juga di antara tentara yang berperang di Gaza.”

Brosh menyatakan bahwa telah didiagnosis infeksi bakteri Shigella, penyebab gastroenteritis, dan ini adalah penyakit yang sangat serius yang juga menyebar di kalangan pejuang di Gaza. Infeksi bakteri Shigella terjadi melalui kontak langsung antar individu atau melalui makanan.

Menurutnya, “jika infeksi menyebar di antara sepuluh tentara di kompi infanteri, dan mereka mengalami demam setelah suhu tubuh mencapai 40 derajat Celcius, dan mereka mulai mengalami diare setiap 20 menit, maka mereka tidak lagi sehat untuk berperang dan mereka berada dalam bahaya kematian.”

Waralaba McDonald’s di Israel mengumumkan pada awal perang bahwa mereka telah menyumbangkan ribuan makanan gratis kepada pasukan Israel. Ini memicu kampanye boikot global yang besar.

 

Mungkin Anda Menyukai