Para Pengungsi di Gaza Mulai Terjangkit Penyakit,Tak Ada Air Bersih dan Penampungan Penuh Sesak

Penampungan yang dipenuhi dengan pengungsi di Gaza mulai dipenuhi dengan penyakit. Akibat pengeboman massal oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF), pengungsi hampir tidak dapat mendapatkan makanan atau air bersih.

Penyebaran penyakit di antara pengungsi menjadi perhatian Richard Peeperkorn, perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Selain itu, musim dingin hampir tiba. menakutkan dan setidaknya 44.000 kasus diare dilaporkan,” kata Peeperkorn.

Setelah hujan deras mengguyur Gaza pada hari Selasa (14/11/2023), kekhawatiran dan ancaman meningkat.

Ketika sistem pembuangan limbah dan air di Gaza tidak bekerja secara maksimal, hujan yang datang membuat cemas karena bisa saja terjadi banjir.

“Kita sudah mengalami wabah penyakit diare,” ungkap Juru Bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa, Margaret Harris.

“Kami mengalami banyak kerusakan infrastruktur. Kami kekurangan air bersih.”

“Ini adalah alasan lain mengapa kami memohon agar gencatan senjata dilakukan sekarang,” katanya.

“Hujan hanya akan menambah penderitaan,” imbuh dia.

Pasukan Israel geledah ambulans

Dalam perkembangan lain mengenai situasi di Gaza, IDF dilaporkan menghalangi sebuah ambulans di Rumah Sakit Ibnu Sina, Jenin, Tepi Barat yang diduduki, Masyakarat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan.

Masyakarat Bulan Sabit Merah Palestina menilai tindakan tersebut telah menghambat kru untuk melakukan upaya penyelamatan terhadap korban cedera dan pasien darurat di Jenin.

Di Jenin, Al Jazeera melaporkan, IDF terlibat baku tembak dengan Hamas.

IDF menduga Hamas menggunakan ambulans untuk melarikan diri menuju rumah sakit.

Serangan di kamp Jabalia

Sementara itu, di kamp pengungsi Jabalia, IDF tak henti-hentinya melepaskan serangan.

Dalam video yang diambil dari lokasi kejadian, terlihat orang-orang berusaha menyelamatkan diri dari reruntuhan bangunan yang roboh.

Kantor berita Palestina Wafa kini melaporkan sedikitnya 18 warga sipil tewas dalam serangan yang menargetkan bangunan tempat tinggal.

“Serangan yang menargetkan kamp pengungsi Jabalia ini digambarkan sebagai “pembantaian baru yang dilakukan Israel,” terang laporan media lokal Turki, Artigercek.

Di Kota Gaza, serangan udara dan tembakan artileri Israel menargetkan lingkungan Sheikh Radwan, Tuffah dan Shujayea, serta jalan Yaffa.

Hingga hari ini, Jumat (17/11/2023), sedikitnya 41 jurnalis tewas saat bertugas meliput perang Israel-Hamas.

Sejumlah 11.697 orang di Palestina tewas dalam serangan Israel.

Sedangkan di Tel Aviv sendiri, sebanyak 1.200 orang terbunuh.

Berikut ini update jumlah korban Perang Israel-Hamas:

  1. Gaza

Terbunuh: Setidaknya 11.500

Setidaknya termasuk:

– 4.710 anak

– 3.160 wanita

Terluka: Setidaknya 29.800

Dengan sekitar 70 persen di antara korban terluka adalah anak-anak dan perempuan.

  1. Tepi Barat yang diduduki

Tewas: Setidaknya 197

Termasuk 48 anak

Terluka: Lebih dari 2.750

  1. Israel

Di Israel, awalnya pemerintah melaporkan 1.405 orang tewas dan 5.600 lainnya terluka.

Namun, pada Jumat (10/11/2023), Israel kemudian merevisi jumlah korban tewas menjadi sekitar 1.200.

“Revisi itu disebabkan oleh fakta bahwa ada banyak manyat tidak teridentifikasi dan sekarang kami menduga itu milik Hamas, bukan korban Israel,” kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri.

Terbunuh: Sekitar 1.200

Terluka: Setidaknya 5.600

 

Mungkin Anda Menyukai