Pasukan Zionis terus melakukan bom di Jalur Gaza, wilayah Palestina yang dijajah Israel. Ketiganya adalah relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), sebuah lembaga kemanusiaan independen yang berbasis di Jakarta yang memutuskan untuk tetap tinggal di Gaza untuk mengelola Rumah Sakit Indonesia (RSI). Hari ini adalah hari ketiga MER-C tidak dapat berkomunikasi dengan tiga relawannya.
Rumah sakit ini dibangun sepenuhnya oleh rakyat Indonesia, dan mereka aktif menyebarkan kondisi RSI. Ribuan pasien yang luka dan mati sebagai akibat dari serangan brutal Israel dirawat di RSI.
Meskipun kontak dengan ketiga pemuda itu telah hilang selama hari ketiga, MER-C memberi tahu mereka bahwa ketiga WNI itu dalam kondisi baik.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu kami dalam mengumpulkan informasi tentang mereka,” kata MER-C dalam pernyataan tertulis pada Selasa (14/11). MER-C juga menyertakan foto relawan MER-C di Gaza, Reza Aldilla, yang tersenyum.
Sungguh menyenangkan melihat senyumanmu. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seseorang yang mengirimkan foto ini kepada kami. MER-C mengatakan, “Semoga Allah melindungi relawan kami dan seluruh masyarakat Gaza.”
Berita terakhir tentang RSI muncul pada Sabtu (11/11) dini hari WIB. Israel menyerang wilayah di sekitar RSI, menyebabkan gangguan listrik, air, dan telekomunikasi. Karena blokade penuh Israel, mendapatkan BBM menjadi sulit.
Israel menyasar RSI karena menuduh fasilitas sipil ini menjadi tempat operasi Hamas. MER-C, yang merupakan aktor utama dalam pembangunan RSI di Gaza, membantah tudingan itu, meskipun ada bukti yang mendukungnya. MER-C juga menyebut tuduhan zionis sebagai alasan palsu untuk menyerang RSI.