Setelah Pyongyang bersiap mengerahkan angkatan bersenjata yang lebih kuat dan senjata baru di sepanjang perbatasannya dengan Korea Selatan, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un meminta militernya untuk siap menanggapi setiap “provokasi” dari musuh.
Sejak Korea Utara meluncurkan satelit mata-mata bulan lalu, ketegangan di semenanjung Korea meningkat. Ini mendorong Seoul untuk menangguhkan klausul penting dalam perjanjian militer antar-Korea tahun 2018, sementara Pyongyang menyatakan bahwa pihaknya tidak lagi terikat oleh perjanjian tersebut.
Menurut kantor berita KCNA, Kim, yang mengunjungi komando angkatan udara Korea Utara pada Kamis untuk memperingati hari penerbang, meluncurkan pedoman untuk meningkatkan postur tempur militer dan meningkatkan “kemampuannya untuk berperang secara maksimal.”
“Dia menetapkan kebijakan operasional dan taktis… untuk melawan provokasi militer dan ancaman musuh dengan segera dan kuat,” kata KCNA, Jumat, 1 Desember 2023.
Foto-foto yang didistribusikan oleh media pemerintah menunjukkan Kim dan putrinya, keduanya mengenakan jaket kulit panjang, menonton aksi pilot menerbangkan pesawat tempur.
KCNA melaporkan bahwa Kim memuji militer karena “sepenuhnya siap untuk melaksanakan misi tempur udara mereka dengan sempurna dalam situasi apa pun yang tidak menguntungkan.”
Peluncuran satelit mata-mata pertama Korea Utara dianggap oleh Amerika Serikat dan sekutunya sebagai pelanggaran terhadap beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB. Namun, Pyongyang menyatakan bahwa pihaknya akan meluncurkan lebih banyak satelit, menyebutnya sebagai hak untuk membela diri.
Amerika Serikat mengeluarkan sanksi baru kepada Korea Utara atas peluncuran satelit tersebut, dan menunjuk individu di luar negeri yang diduga membantu menghindari sanksi tersebut. Korea Selatan juga menahan sebelas warga Korea Utara.
Seorang pejabat Seoul mengatakan bahwa Korea Selatan telah menghentikan tur ke Zona Demiliterisasi (DMZ) antara kedua Korea sebagai akibat dari eskalasi konflik.
Media lokal melaporkan bahwa setelah Korea Utara meninggalkan perjanjian militer antar-Korea, tentara di Kawasan Keamanan Bersama (JSA) di DMZ mulai membawa senjata lagi.
Tur DMZ kembali dimulai minggu lalu setelah tentara AS melakukan penyeberangan tanpa izin ke Korea Utara saat melakukan tur pada bulan Juli. Prajurit Travis King kemudian diserahkan kembali oleh Korea Utara dan dikembalikan ke Amerika Serikat untuk didakwa.