Elon Musk’s Starlink tidak dapat menggantikan BTS, Kominfo: Banyak Kelemahan

Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), satelit low-earth orbit (LEO), seperti satelit Starlink milik Elon Musk, tidak akan menggantikan posisi infrastruktur pemancar sinyal atau base transceiver station (BTS).

Usman Kansong, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP), menyatakan bahwa satelit LEO memiliki banyak kelemahan sebagai infrastruktur telekomunikasi alternatif.
Tidak, itu tidak akan terjadi. Pertama, masa berlaku satelit adalah lima belas tahun. Ancaman tambahan kemudian muncul, seperti satelit yang jatuh, kata Usman kepada Bisnis pada Senin, Juni 11, 2023.

Pada Februari 2022, berita NBC melaporkan bahwa badai geomagnetik di luar angkasa telah menghilang 40 satelit Starlink berjenis LEO.

Menurut Futurism, satelit yang hilang tersebut mungkin telah pecah menjadi potongan-potongan karena tekanan, sehingga dapat mendarat di Bumi.

Masalahnya adalah bahwa pendaratan tidak sengaja di Bumi ini memiliki potensi membunuh. Persentase pecahan satelit yang dapat membunuh manusia meningkat 61% setiap tahun.

Selain itu, Usman menyatakan bahwa karena satelit LEO terbang di orbit Bumi rendah dan memiliki cakupan sinyal yang tidak terlalu besar, banyak satelit harus melintasi Bumi sekaligus.

Saat ini, sekitar 5.000 satelit telah diorbitkan oleh Starlink. Namun, masalahnya adalah bahwa satelit-satelit ini akan habis masa berlakunya dalam 15 tahun. Akibatnya, meskipun risiko yang dihasilkan cukup tinggi, biaya yang dikeluarkan juga akan tinggi.

Usman mengatakan, “LEO itu memang orbit rendah. Kelemahannya karena orbitnya rendah, dia harus banyak jumlahnya karena cakupannya terbatas.”

Akibatnya, Usman mengatakan bahwa infrastruktur telekomunikasi saat ini didominasi oleh fiber optik dan BTS karena dianggap memiliki risiko paling rendah dan aman, meskipun dia mengakui bahwa infrastruktur ini cukup mahal.

Menurut Usman sebelumnya, Starlink dievaluasi untuk memenuhi beberapa persyaratan penyelenggaraan jaringan Indonesia. Akibatnya, kehadiran Starlink di Indonesia masih misterius atau tidak jelas.

“Dia tampaknya berat untuk memenuhi beberapa persyaratan yang kita ajukan,” kata Usman kepada Bisnis pada hari Selasa, 24 Oktober 2023.

Mungkin Anda Menyukai